Nikah oleh @malakmalakmal

Posted On // Leave a Comment
  1. Masalah #Nikah adalah salah satu isu yang cukup banyak ‘digarap’ oleh kalangan liberalis.
  2. Seperti yg mudah ditebak, kaum liberalis kerap kali mempromosikan #Nikah beda agama.
  3. Menurut mereka, larangan #Nikah beda agama kini tdk berlaku lagi. Inilah ajaran dekonstruksi ala Arkoun.
  4. Dgn pemikiran yang serba hermeneutis, #mereka terbiasa dgn asumsi bhw Qur’an adalah produk budaya. #Nikah 
  5. Karena ia adalah produk, bukan produsen, maka latar belakangnya bisa digali. #Nikah 
  6. Masalahnya, #mereka sendiri tidak punya kaidah dalam menggali secara historis, melainkan hanya asumsi2. #Nikah
  7. Sbg contoh, larangan Muslimah utk menikahi laki2 Non-Muslim, kemudian diasumsikan sendiri. #Nikah 
  8. Mnrt asumsi #mereka, larangan ini dulu muncul krn jumlah Muslim saat itu masih sedikit. #Nikah
  9. Asumsi ini jelas tdk berdasar, sebab tdk ada sandarannya. Murni asumsi. #Nikah 
  10. Ini adalah ‘permainan statistik’. Melihat data statistik, hubungkan dgn sebuah kondisi lalu asumsikan korelasinya. #Nikah
  11. Misalnya dlm setahun ada 10 org tertabrak kereta, 5 di antaranya pakai baju merah. #Nikah 
  12. Lalu diasumsikan bhw baju merah memperbesar kemungkinan tertabrak kereta. Tidak logis, krn cuma asumsi liar. #Nikah
  13. Di samping itu, ‘tafsir hermeneutis’ tadi juga punya kelemahan krn justru ahistoris. #Nikah 
  14. Ketika Islam sdh menjadi mayoritas di Mekkah dan Madinah, toh aturan tsb tdk dicabut. #Nikah 
  15. Pdhal saat itu Rasulullah saw. masih hidup. Artinya, aturan tsb tdk berkaitan dgn populasi Muslim. #Nikah 
  16. Ada jg yg menggunakan logika kacau utk membenarkan #Nikah beda agama.
  17. Mnrtnya, banyak pernikahan pasangan yg sama agamanya justru berantakan. #Nikah 
  18. Di sisi lain, pernikahan pasangan yg beda agama juga banyak yg justru baik2 saja. #Nikah 
  19. Kata “banyak” di sini membuat pembicaraan menjadi rancu. Seberapa banyakkah “banyak” itu sebenarnya? #Nikah 
  20. Misalnya di Indonesia copetnya lebih banyak beragama Muslim. Apa itu artinya Islam yg salah? #Nikah 
  21. Di Mexico, kebanyakan penjahat itu Kristen. Bukan krn agamanya, tp krn umat Kristiani mmg mayoritas di sana. #Nikah 
  22. Ada artis yg menikah dgn pasangan beda agama. Setelah bbrp lama, mrk cerai. #Nikah 
  23. Setelah cerai, mrk bilang bhw perpisahan terjadi karena ‘beda prinsip’. #Nikah
  24. Artinya, agama bukan hal prinsip bagi mereka. Buktinya hal tsb tdk mrk permasalahkan sejak awal. #Nikah 
  25. Jadi, #Nikah beda agama juga tdk ada kaitannya dgn agama. Sebab pelakunya seringkali mmg tdk peduli agama.
  26. Apakah pernikahan semacam itu bisa langgeng? Ya bisa saja. #Nikah  
  27. Siapa pun yg sudah menikah pasti tahu bhw pernikahan adalah masalah kesepakatan dan kompromi. #Nikah 
  28. Kalau bisa bersepakat dan bisa kompromi, maka pernikahannya akan langgeng. #Nikah
  29. Ada suami dan istri yg kompak mengkonsumsi dan mengedarkan narkoba. Apa perlu dibenarkan? Nikah
  30.  Itulah pentingnya mencari suami/istri yg agamanya sama DAN committed pada agamanya itu. #Nikah
  31. Kenapa? Karena agama adalah sistem aturan hidup. Kalau dua2nya sepakat, masalah lbh mudah diselesaikan. #Nikah
  32. Jika suami dan istri sama2 sepakat utk merujuk pd agama ketika terjadi masalah, maka segalanya akan lbh mudah. #Nikah 
  33. Masalah terjadi jika kedua2nya punya pegangan yg berbeda. Masing2 ngotot. #Nikah
  34. Kalau dua2nya tunduk pd agama, tdk ada kata “mengalah”, karena mmg tak ada yg kalah
  35.  Tidak perlu ada ngotot-ngototan jika akhlaq suami-istri ditundukkan pada agama
  36. Tentu saja, ini bukan jaminan masalah takkan muncul. Sebab manusia mudah lupa
  37. Sbgmn iman itu up-n-down, rumah tangga pun pasti ada kerikil2nya
  38. yg penting ada komitmen bersama utk tunduk pd satu aturan. Kalau tak ada kata sepakat, tak akan ketemu
  39. Manusia khilaf itu biasa, yg penting segera kembali ke jalur yg benar kalau diingatkan 
  40. Kembali pada mrk yg tdk peduli agama, kemudian nikah dgn pasangan yg beda agama.
  41. Pernikahan mereka bisa saja langgeng, tapi langgeng itu hanya kriteria duniawi.
  42. Islam tdk mengenal dikotomi antara dunia dan akhirat. 
  43. Hidup di dunia utk menyongsong akhirat. Kondisi di akhirat tergantung perilaku di dunia
  44. Agama tdk diukur dari hal2 empiris, apalagi disikapi secara pragmatis-materialistis
  45. Agama tdk mewajibkan kaya, tapi mewajibkan mencari nafkah secara halal. Kaya atau tidak itu urusan lain
  46. Agama tdk mengukur sedekah dari nilai nominal. Yg penting sisihkan bagian kita utk org lain dan ikhlas
  47. Demikian jg pernikahan, tdk hanya diukur dari kelanggengannya. Tp dari segala proses di dlmnya.
  48. Apakah pernikahan tsb adalah pernikahan yg diridhai Allah SWT?
  49. Apakah pernikahan tsb menggenapkan agama suami dan istri? Atau malah merusak?
  50. Apakah pernikahan tsb menambah iman suami dan istri? Atau semakin tdk tentu?
  51. Apakah anak2 yg lahir dr pernikahan tsb adalah anak2 yg saleh? Ataukah tdk ada usaha utk itu?
  52. Apakah pernikahan tsb dibangun atas komitmen thd Islam? Atau malah pengabaian terhadapnya?
  53. Mmg kalangan sekuler kerap kali membatasi penilaiannya pada hal2 yg sifatnya materialistis.
  54. Misalnya, ada Muslim yg perilakunya buruk. Tp ada jg org kafir yg perilakunya baik.
  55. Pdhal pembeda manusia adalah afiliasinya, dan ini adalah konsep yg dipahami secara umum.
  56. Sbg contoh, jika ada prajurit TNI yg mengabaikan tugas jaga, akan dihukum berat
  57. Meski dihukum berat, ia tdk ditelantarkan. Krn ia tetap prajurit yg punya komitmen thd Negara
  58. Sebaliknya, prajurit negeri tetangga, biarpun berdedikasi, tetap takkan digaji oleh RI
  59. Sebab komitmennya bukan pada RI, tp pd negara lain. Silakan minta gaji dr negaranya sendiri
  60. Karena org kafir hidup bukan utk Allah, maka balasan kebaikannya jgn minta kepada Allah
  61. Sebaliknya, seorang Muslim, biarpun buruk perangai, tetap mengakui Allah. Maka balasan (dan hukumannya) dr Allah
  62. Hanya saja perlu diingat bahwa agama bukan demokrasi. Kebenaran itu tdk ditentukan secara consensus
  63. Artinya, krn kekuasaan Allah itu absolut, maka menjadi hamba-Nya adalah kewajiban yg absolut pula
  64. Komitmen pada Islam adalah kewajiban setiap manusia, baik yg membenarkan maupun yg mengingkari
  65. Komitmen tsb salah satunya ditunjukkan dalam perilaku kita di bwh institusi pernikahan
  66. Jika pernikahan tdk dilandasi aturan2 Allah, maka pastilah tidak akan sukses menurut ukuran Allah
  67. Meskipun sukses mnrt ukuran materialistis, bisa jadi justru tercela di sisi Allah SWT.
  68. Semoga kita terhindar dari kerancuan logika ala kaum liberalis. Aamiin

0 komentar: